Selasa, 14 Desember 2010

Kebebasan Vs Penanganan pencegahan bahaya

Kebebasan Vs Penanganan pencegahan bahaya

Kebebasan:
Meskipun setiap orang ingin bebas dan selalu mendambakan sebuah kebebasan—termasuk kebebasan beragama (religious freedom)—akan tetapi, ironisnya, tidak semua orang mau memberikan kebebasan itu kepada orang lain. Dalam konteks Islam, misalnya, walaupun kebebasan beragama dan sikap beragama yang inklusif-pluralis adalah sesuatu yang inheren dalam agama ini, diakui secara verbal dalam Alqur’an

Penanganan pencegahan bahaya:

Melakukan sesuatu upaya agar sesuatu yang diprediksi akan terjadi, tidak jadi terjadi atau kalaupun terjadi skalanya lebih kecil / lebih ringan.


Contoh;

Bapak N berusia 47 tahun sehari hari sebagai tukang becak berpenghasilan Rp 20.000,-. Istrinya berusia 42 tahun, berjualan sayur dengan laba Rp 10.000,-/hari. Suami-istri ini memiliki 6 orang anak, paling besar 11 tahun kemudian berturut-turut 9 tahun, 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun, dan 2 bulan. Semua anaknya tampak kurus, kurang gizi, dan menderita skabies. Anaknya yang berusia 3 tahun menderita bronkitis dan yang berusia 7 tahun pernah menderita tipus abdominalis. Bapak N adalah warga yang sulit bertetangga dan setia diberi bantuan, misalnya makanan oleh tetangganya, selalu ditolak. Oleh perawat Puskesmas bapak/ibu N sudah sering dianjurkan untuk ber-KB, namun mereka selalu menolaknya dan mengatakan bahwa ber-KB bertentangan dengan keyakinanya. Setiap perawat berkunjung, mereka selalu menghindar, bahkan pada kunjungan terakhir, mereka tidak mau menerima dan menyuruh perawat meninggalkan rumahnya. Ini membuat perawat dan petugas puskesmas jera, walaupun mereka tahu bahwa anak Bapak N terancam gangguan akibat kurang gizi, anak kelima terganggu pernapasannya, dan risiko ibu N untuk hamil lagi cukup besar. Setelah kunjungan perawat yang terakhir, satu tahun kemudian ibu N hamil lagi dan anak kelimanya meninggal karena sesak napas.

Evaluasi:

Jadi setiap orang mempunyai kebebasan yang maka akan timbul hal-hal yang tidak kita inginkan.Maka kita harus bisa mengotrol diri dari bahaya yang timbul akibat kebebasan yang berlebihan.

Ex;
Dalam kehidupan sehari-hari,kita bisa membeli rokok dengan bebas,karena kita membeli rokok tersebut dengan uang hasil jerih payah kita sendiri,tapi di sisi lain bidang kesehatan menyatakan bahwa merokok dapat merusak kesehatan tubuh,selain itu rokok juga berdampak negatif bagi orang lai(perokok pasif).Maka walaupun kita bebas memilih apa saja yang diinginakn kita harus tetap bisa mencegah bahaya yang berdampak akibat ulah kita terhadap orang lain dan juga lingkungan di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar